Cara Kerja Intelijen di Internet - Tulisan ini saya buat untuk
orang-orang yang "semi-paranoid", penakut sekali, karena menyangka
Facebook ini alat intelijen sehingga menolak untuk menggunakan nama
sebenarnya maupun mengisi data di Facebook dengan selengkapnya, apalagi
ditambah foto diri. Mereka minta ditambahkan (add), tetapi tidak equal
(setara). Mereka mengenal kita (yang alhamdulillah profile-nya lengkap),
tetapi kita tidak mengenal mereka. Wah, jadi rupanya kita diajak
berteman dengan hantu...
Saya tahu sedikit-sedikit tentang cara kerja intelijen. Kalau anda ingin
tahu lebih mendalam, banyak buku tentang itu, misalnya yang favorit
saya adalah "By Way of Deception" karya Victor Ostrovsky.
Bagaimana intelijen bekerja melalui dunia maya ?
Perlu kita ketahui, di dunia maya bersliweran triliyun-an informasi
setiap hari, baik melalui email, web, facebook, twitter, dan sebagainya.
Sekalipun intelijen bisa menyadap semua jalur internet, tetapi terlalu
banyak data untuk dibaca semua oleh suatu dinas intelijen, sekalipun
disana bekerja ribuan orang. Oleh karena itu, mereka tidak akan bekerja
acak, tetapi dengan alur sistematika tertentu. Dibawah ini sedikit
informasi tentang bagaimana intelijen bekerja di dunia maya:

1. Membidik Tokoh
Mereka hanya akan memonitor orang-orang yang dibidik dulu. Misalnya
tokoh-tokoh politik. Mereka tidak akan buang waktu untuk menguntit anda
yang hanya seorang mahasiswa/pemula, kecuali mereka tahu anda dekat
dengan tokoh yang sedang dibidik. Orang-orang yang sudah biasa tampil di
depan publik sebagai wakil dari suatu gerakan politik pastilah ada
file-nya di kalangan intelijen. Kalau di Muhammadiyah misal tokoh
seperti Dien Syamsuddin, atau di HTI misal tokoh seperti Ismail Yusanto,
pasti ada filenya yang cukup tebal di intelijen. Saya pun, karena
beberapa kali tampil sebagai pembicara di acara-acara yang berbau
politik, meskipun sebagai akademisi, pastilah ada filenya di intelijen
sana, bahkan saya yakin, file itu tidak hanya di Indonesia, tetapi juga
dibagikan di komunitas intelijen internasional.
2. Memonitor Arus Informasi
Mereka akan memonitor arus informasi dari dan ke tokoh-tokoh yang
dibidik itu, untuk melihat pola. Ini ada teori dalam ilmu sosiometri,
yaitu mengukur tingkat kedekatan antar manusia. Orang-orang yang
memiliki kedekatan pastilah lebih tinggi frekuensi komunikasinya
dibanding yang tidak. Jadi, kalau anda lebih sering membuka dinding
saya, mengirim respon (komentar, jempol) atau pesan ke saya, atau bahkan
mengirim e-mail ke saya, maka secara umum anda dianggap memiliki
kedekatan dengan saya, sekalipun anda menggunakan nama palsu. Mereka
tidak perlu tahu isi pesan kita, tetapi mereka tahu kita ini "dekat".
3. Meneliti Jejak
Sulitkah melacak orang sebenarnya yang menggunakan nama palsu? Sama
sekali tidak. Ada teknologi yang disebut "Computer-Forensic". Setiap
kita menggunakan komputer, kita pasti meninggalkan jejak. Jejak itu
berasal dari IP-Address dan CPU-ID komputer yang kita pakai. Karena itu,
polisi bisa melokalisir posisi teroris, sekalipun mereka login dari
warnet, kecuali kalau mereka setiap saat pindah warnet, dan memakainya
tidak lebih dari 15 menit. Lima belas menit adalah waktu yang dibutuhkan
polisi untuk bergerak menuju warnet tersebut, kecuali warnet itu
diam-diam sudah dikepung. Demikian juga bila kita mengakses dari
handphone. Sekalipun kita setiap saat berganti SIM-Card, dan registrasi
dengan nama palsu, kalau kita memakainya agak lama, kita tidak terlalu
sulit untuk dilokalisir.

Jadi, menggunakan nama palsu tidak banyak menolong kalau anda sudah
dibidik oleh intelijen. Tokoh-tokoh yang menyadari dirinya menjadi
target, tidak akan menggunakan trik itu. Trik yang tepat adalah
menggunakan teknologi enkripsi (persandian) setiap mereka mengirim pesan
rahasia ke tokoh lain. Itu jika isi pesan itu memang rahasia.
Kadang-kadang mereka menggunakan clear-text, tetapi menyamarkan beberapa
kata tertentu, sehingga kalau disaring oleh mesin pencari, akan didapat
terlalu banyak hasil sehingga tetap tidak menolong si intel itu.
Bayangkan anda mencari kata "000" dengan Google, anda akan mendapat 2,5
Milyar hasil, yang sebagian besar jelas tidak relevan dengan yang anda
cari.

Adanya Google, Yahoo, Facebook, Twitter dan sebagainya memang memudahkan
intelijen untuk mendapatkan gambaran profil seseorang yang pernah "go
public". Tapi itu memang resiko bagi orang yang akan memunculkan
gagasannya di ruang publik, dan menggunakan internet. Andai kata tidak
ingin di profil dengan mudah oleh intelijen caranya gampang juga:
- Jangan pernah memunculkan gagasan di ruang publik dalam bentuk apapun;
- Jangan pakai internet.
Ini biasanya yang digambarkan di cerita-cerita pada tokoh-tokoh kunci
sebuah Konspirasi Dunia, mereka yang menjadi otak intelektual justru
tidak pernah dikenal orang dan tidak pernah pakai internet. Konon
maximum hanya 3 orang yang mengenal sang Big-Boss ini secara langsung;
Dan 3 orang itu harus siap untuk dibunuh kalau sampai tertangkap, untuk
tetap menutup jalur ke Big-Boss... Apakah anda berpikir anda sudah
pantas jadi Big-Boss konspirasi dunia? Sehingga anda keberatan
memberikan nama dan profile sebenarnya di Facebook?